Ini Alasan Melakukan Bunuh Diri Menurut Buku Tatang Sutarman

Bunuh diri menurut Durkheim adalah kasus kematian yang di karenakan secara langsung atau tidak langsung yaitu tindakan positif atau negatif dari korban sendiri. Definisi ini menjelaskan bahwa bunuh diri benar dari kematian yang disengaja. Durkheim kemudian mengumpulkan identitas dari orang bunuh diri di beberapa bagian negara Eropa. 

Ada dua hal seseorang melakukan bunuh diri, yaitu berasal dari faktor internal dan eksternal,faktor internal yaitu disebabkan oleh penyakit mental, yang sering disebut sebagai monomania, dan orang berpenyakit gila.Faktor eksternal yaitu disebab oleh faktor sosial dan lingkugnnya.

Ini Alasan Melakukan Bunuh Diri



1. Bunuh diri Egoistik (egoistic suicide).
Ini adalah jenis bunuh diri yang terjadi di mana tingkat integrasi sosial yang rendah dalam masyarakat. Individu tidak cakap melakukan pengikatan diri dengan kelompok-kelompok sosial (bergaul/berinteraksi dengan kelompok sosial/masyarakat
Bagi Durkheim, ini adalah fakta social. Seorang individu tidak pernah bebas dari kekuatan kolektivitas: ‘Namun seorang pria individual mungkin, selalu ada sesuatu yang tersisa kolektif – depresi sangat dan melankolis yang dihasilkan dari individualisme berlebihan yang sama.

 Bunuh diri altruistik adalah jenis bunuh diri yang terjadi ketika integrasi terlalu besar, terlalu kuat kesadaran kolektif, dan “individu dipaksa menjadi bunuh diri”. 

3. Bunuh diri Anomi.
Anomie atau anomy dari bahasa Yunani yang artinya pelanggaran hukum. Nomos berarti penggunaan atau hukum dan nemein sarana untuk mendistribusikan. Anomy demikian adalah ketidakstabilan sosial yang dihasilkan dari pemecahan standar dan nilai-nilai. (Webster’s Dictionary). Bunuh diri tipe ini terjadi karena tatanan, hukum-hukum, serta berbagai aturan moralitas sosial mengalami kekosongan. 

Terdapat empat alasan orang bunuh diri menurut Emile Durkheim, yaitu:

Perbedaaan penganut ajaran Katolik dan Protestan. Perbedaan ini dikarenakan adanya perbedaan kebebasan yang diberiakan oleh kedua agama tersebut kepada penganutnya. Penganut agama Protestan memperoleh kebebasan yang jauh lebih besar untuk mencari hakekat ajaran-ajaran kitab suci, namu bebeda dengan agama Katolik tafsir agama ditentukan oleh pemuka Gereja. Akibatnya kepercayaan bersama dari penganut Protestan berkurang sehingga menimbulkan keadaan dimana penganut agama Protestan tidak lagi menganut ajaran/tafsir yang sama. Integrasi yang rendah inilah yang menjadi penyebab laju bunuh diri dari penganut ajaran ini lebih besar daripada penganut ajaran bagama Katolik.

b. Karena alasan keluarga
Semakin kecil jumlah anggota dari suatu keluarga, maka akan semakin kecil pula keinginan untuk terus hidup. Kesatuan social yang semakin besar, semakin besar mengikat orang-orang kepada kegiatan social di antara anggota-anggota kesatuan tersebut. Kesatuan keluarga yang lebih besar biasanya lebih akan terintegrasi.

c. Karena alasan politik
Durkheim disini mengungkapkan perbedaan angka bunuh diri antara masyarakat militer dengan masyarakat sipil. Dalam keadaan damaiangka bunuh diri pada masyarakat militer cenderung lebih besar daipada masyarakat sipil. Dan sebaliknya, dalam situasi perang masyarakat militer angka bunuh dirinya rendah. Didalam situasi perang masyarakat militer lebih terintegrasi dengan baik dengan disipilin yang keras dibandingkan saat keadaan damai di dalam situasi ini golongan militer cenderung disiplinnya menurun sehingga integrasinya menjadi lemah.

Bunuh diri dengan alas an ini dikarenakan bahwa orang tidak lagi mempunyai pegangan dalam hidupnya. Norma atau aturan yang ada sudah tidak lagi sesuai dengan tuntutan jaman yang ada.

Previous
Next Post »